Terdengar suara gaduh yang memaksaku membuka mata. Begitu aku keluar kamar, ada seorang sepupu (aslinya keponakan, karena ia anak dari sepupuku) dari kota So’e yang duduk bersama beberapa orang (kerabat) yang tidak kukenal.
Kutanya pada sepupuku, “Apa yang mereka lakukan di sini?”
Jawabnya mereka ke sini untuk jemput pengantin.
Entah pengantin apa dan dari mana, aku tidak bertanya lagi. Memang dari tirai yang dipermainkan angin, bisa kulihat di ruang tamu ada beberapa orang tua yang berkumpul membahas banyak hal, termasuk pula orang tua sepupuku ini.
Ketika kupalingkan muka pada sepupuku lagi, ia sedang mengutak atik ponselnya yang bermerk dan bertipe sama dengan ponsel keponakan pertamaku dulu. Wajahnya kesal bercampur bingung.
Maka kutanya, “Ada apa?”
Ia menjawab kalau ia bingung bagaimana caranya meletakkan google di layar depan pojok kiri bawah. Kutawarkan padanya dan ia beri aku ponsel itu. Namun, anehnya, aku sendiri pun bingung. Kumulai dari pengaturan, aplikasi, lalu berpindah ke pengaturan, akun, sama saja buntu. Tetapi dari sana aku jadi heran karena kutemukan nama device justru menggunakan nama keponakan keduaku. Sempat kuduga ponsel ini lungsuran dari keponakan kedua, karena kebetulan, wajah keponakan sepupuku ini mirip dengan wajah keponakan keduaku.
Setelah kuingat-ingat lagi, keponakan kedua tidak pernah punya ponsel seperti ini. Justru keponakan sulungkulah yang pernah memilikinya.
Aku masih mencoba mengutak-atik ponsel itu ketika kulirik lagi tirai yang tersibak dan menampilkan seoramg perempuan berbusana putih-putih. Tidak ada payet di gaunnya, hanya motif ukiran berwarna hitam di tepi kerudung dan lengan baju. Kerudungnya panjang menutup dada. Mungkin bahannya sifon atau organza. Ia juga tidak dirias tebal, tetapi tetap kelihatan cantik. Mukanya persis dengan salah satu pemeran drama korea Dear M (yang menjadi Rosa).
Kupastikan lagi pada keponakan sepupu, “Itu pengantinnya?”
Ia jawab dengan anggukan. Entah kenapa aku merasa seperti tercekik waktu karena kutahu negitu pengantinnya datang, berarti sepupu keponakan sudah akan pulang. Sementara aku belum pula menemukan cara untuk menyelesaikan masalah ponselnya ini. Seolah menjawab kekalutanku, sepupu keponakanku meminta kembali ponselnya dan bersiap bangkit.
Kubilang, “Tunggu, tunggu, sebentar lagi,” padahal ia sudah menyuruh dan merengek padaku agar lekas.
Tiap baca tulisanmu bun, aku kepingin nulis lagi. Tapi ya berhenti di kepingin aja : (
SukaDisukai oleh 1 orang
Hayu atuh nulis lagiii
SukaSuka
berkunjung sejenak, mencari inspirasi
SukaDisukai oleh 1 orang
Silakan, Pak. 😊
SukaSuka
terima kasih
SukaSuka